Friday, 17 June 2016

Jumlah Karbondioksida dan Efeknya

          Karbon dioksida memiliki peranan penting di bumi, namun dengan kadar tertentu. Manfaat yang dapat dirasakan secara langsung oleh manusia adalah proses fotosintesis oleh tanaman. Selain itu, gas ini juga berfungsi sebagai penjaga suhu bumi agar tetap hangat. Lalu bagaimana jika kadar karbondioksida melebihi jumlah yang seharusnya?
                                                        Sumber: wikipedia.com 
Gambar struktur molekul Karbondioksida
Jumlah karbondioksida yang berlebih di atmosfer akan mengakibatkan terjadi pemanasan global (eprint.kompas.com, 2015). Proses pemanasan global ini disebut dengan efek rumah kaca. Konsep rumah kaca disini mirip dengan rumah kaca yang digunakan untuk membudidayakan tanaman. Energi yang masuk ke dalam rumah kaca lebih besar dibandingkan dengan jumlah enegi yang keluar sehingga di dalam rumah kaca akan terasa lebih hangat karena adanya sejumlah energi yang terperangkap. Proses seperti itu juga terjadi di atmosfer dengan melibatkan gas CO2.


Di dalam www.ilmugeografi.com ; www.pengertianpakar.com; dan Bimantara dalam Kompas (2015) dijelaskan bahwa gas CO2 dan gas-gas lainnya yang termasuk ke dalam gas rumah kaca akan melayang-layang di antara bumi dan lapisan atmosfer dan membentuk suatu lapisan seperti selimut. Sinar matahari yang mengandung sejumlah energi dapat menembus lapisan ini menuju permukaaan bumi. Ketika ada sebagian sinar matahari yang dipantulkan kembali ke atmosfer, maka lapisan gas rumah kaca dapat menyerap energi infra merah dan kemudian menyebarkannya ke segala arah. Ketika jumlah gas CO2 sesuai, maka jumlah energi yang dipantulkan kembali dapat menjaga suhu bumi agar tetap hangat. Namun, ketika jumlah gas tersebut melebihi jumlah yang seharusnya, maka jumlah energi yang dipantulkan kembali ke bumi akan semakin banyak sehingga suhu bumi akan meningkat.
Peningkatan jumlah gas karbon dioksida terus terjadi sejak berjalannya Revolusi Indutri (Kahn dalam Scientific American, 2016; Wikipedia.com). Meningkatnya suhu bumi dapat mencairkan es di kutub. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa es di kutub utara telah menyusut 13,4% per decade sejak tahun 1970-an. Penyusutan jumlah es ini menyebabkan permukaan air laut manjadi naik. Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa permukaan air laut naik sekitar 1 kaki dalam 120 tahun terakhir dan suhu meningkat sekitar 1,8 0F (1 0C) secara global (Kahn dalam Scientific American, 2016). Peningkatan jumlah gas karbondioksida dari tahun 1990 – 2010 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Sumber: Wikipedia
Grafik perubahan konsentrasi gas CO2 oleh Observatorium Mauna Loa


Referensi

Bimantara, J. G. (2015). Pengamatan Lapangan Efek Karbon Dioksida. Kompas.com (edisi 28 Februari
                   2015). Dapat diakses di http://print.kompas.com/baca/2015/02/28-%281%29/Pengamatan
                   Lapangan-Efek-Karbon-Dioksida

Kahn, B. (2016). Antarctic CO2 Hit 400 PPM for First Time in 4 Million Years (The Most Remove
                   Continent on Earth has Caught Up With Its More Populated Counterparts. Scientific
                   American. Dapat diakses di http://www.scientificamerican.com/article/antarctic-co2-hit
                   400-ppm-for-first-time-in-4-million-years

www.ilmugeografi.com, dapat diakses di http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi-/meteorologi/proses
                   terjadinya-efek-rumah-kaca-yang-menyebabkan-pemanasan-global

www.pengertianpakar.com, dapat diakses di http://www.pengertianpakar.com/2015/04/pengertian
                   penyebab-dampak-pemanasan-global.html

www.wikipedia.org, dapat diakses di https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida


 



No comments:

Post a Comment